Singkong merupakan salah
satu tanaman yang sangat mudah untuk di tanam di berbagai agroekosistem termasuk
dengan memanfaatkan lahan non sawah yang tersedia masih luas di desa terutama di
daerah yang tandus dan kurang air. Dahulu singkong dipandang sebagai komoditas
yang kurang menguntungkan untuk dibudidayakan namun hal tersebut bertolak
belakang setelah ditemukannya varietas Singkong Gajah dari Kalimantan Timur dimana
mempunyai potensi berat umbi mencapai 50 kg per pohon. Keunggulan singkong
Gajah adalah gen batang yang cepat membelah dalam proses terbentuknya akar
sehingga cepat tumbuh dan sanggup menghasilkan umbi dalam jumlah yang banyak, lebih
tahan terhadap serangan hama, rasa enak dan gurih. Tanaman singkong Gajah dapat
tumbuh dengan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah asalkan bukan di tempat
yang sering tergenang air. Hal tersebut menarik bagi petani dalam pemanfaatan
lahan akan tetapi CARA BUDIDAYA SINGKONG GAJAH AGAR HASIL PANEN MELIMPAH belum
banyak diketahui sehingga petani yang melakukan pengembangan
usaha budidaya singkong Gajah masih terbatas .
Tingginya permintaan
singkong berbagai macam industri misalnya makanan, tepung tapioka, bioethanol, pakan
ternak dan lainya mendorong permintaan singkong dalam skala jumlah yang besar. Olehkarena
itu budidaya singkong Gajah menjadi dapat menjadi alternatif usaha pertanian
untuk mendapatkan penghasilan. Untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi maka
perlu mengetahui cara budidaya singkong Gajah agar hasil panen melimpah.
Cara budidaya singkong Gajah agar hasil panen melimpah adalah seperti ketentuan uraian berikut:
KRITERIA LAHAN
Lahan yang bagus untuk
menanam singkong gajah yaitu berada di ketinggian 10 sampai 700 meter di atas
permukaan laut, curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun, suhu udara minimal 10 °C dan
kelembaban 60-65%. Apabila ditanam di suhu kurang dari 10 °C akan menyebabkan
terhambatnya proses pertumbuhan. Lahan tempat menanam berada di tempat yang
terkena sinar matahari selama 10 jam setiap hari karena memberikan efek baik
untuk pertumbuhan dan kesuburan tanaman singkang gajah. Singkong gajah
merupakan jenis tanaman yang mudah dibudidayakan di segala jenis lahan, asalkan
tidak terendam air dan ada naungan. Untuk mendapatkan hasil terbaik Anda bisa
menanamnya di tanah dengan tekstur remah, gembur, tidak terlalu liat, pH tanah 4,5
– 8,0 dengan pH ideal 5,8, tidak terlalu berpori dan kaya bahan organik.
MEMILIH BIBIT UNGGUL
Kualitas bibit yang
digunakan berpengaruh pada pertumbuhan dan produktivitas singkong gajah. Singkong
Gajah merupakan tanaman yang paling mudah dan singkat proses pembibitannya
karena diambil dari batang tanaman induk (stek batang). Sebaiknya indukan yang
diambil untuk stek batang berumur 10-20 bulan. Memilih bibit unggul dari batang
berkayu yang kuat dan bebas dari penyakit, diamater batang ± 2,5 cm, lurus dan
belum ada tumbuh tunas baru, memiliki pertumbuhan normal, sehat dan seragam.
PERSIAPAN LAHAN
Langkah awal dalam
menyiapkan lahan tanam adalah dengan membersihkan lahan dari berbagai tanaman
gulma, batu serta sisa-sia akar tanaman. Hal ini bertujuan untu meminimalisir
gangguan yang bisa menghambat pertumbuhan singkong gajah. Lahan yang sudah dibersihkan
selanjutnya dilakukan membajak dengan tujuan membuat tanah menjadi lebih gembur.
Kemudian buatlah bedengan (guludan) untuk mempermudah perawatan tanaman
singkong gajah. Pada proses ini berikan kapur pertanian (dolomite) sebanyak
1-2.5 ton/ha dan pupuk kandang.
PENANAMAN SINGKONG GAJAH
Proses penanaman
singkong gajah dilakukan 3 hari setelah persiapan lahan selesai. Waktu menanam
yang baik yakni ketika awal musim hujan, atau pada masa setelah panen padi. Jarak
tanam yang digunakan pada pola monokultur adalah 80 x 120 cm, dimana dalam satu
hektar lahan bisa ditanami sekitar 7.500-10.000 batang. Cara penanaman
dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, kemudian tanamkan
sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila
tanahnya keras atau berat, stek cukup ditanam dangkal saja.
PEMELIHARAAN TANAMAN
Penyulaman
Penyulaman harus segera dilakukan
pada bibit yang mati atau abnormal dengan cara mencabut dan mengganti dengan
bibit yang baru. Penyulaman dilakukan saat cuaca tidak terlalu panas tepatnya pada
pagi atau sore hari.
Penyiangan
Penyiangan bertujuan
untuk membuang semua jenis rumput, tanaman liar, pengganggu (gulma) yang hidup
disekitar tanaman. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 kali
penyiangan. Periode kritis atau tanaman harus bebas dari gangguan gulma adalah
antara 5-10 minggu setelah tanam. Jika selama periode kritis tersebut tidak
dilakukan pengendalian gulma, mengakibatkan produktivitas dapat turun sampai
75% dibandingkan kondisi bebas gulma.
Pembubunan
Pembubunan bertujuan
untuk menggemburkan tanah disekitar tanaman dengan cara dibuat seperti
gundukan. Waktu pembubunan bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat
menghemat biaya. Apabila tanah sekitar tanaman ketela pohon terkikis karena
hujan atau terkena air siraman sehingga perlu dilakukan pembubunan atau ditutup
dengan tanah.
Pemangkasan
Pada tanaman singkong
gajah perlu dilakukan pemangkasan atau pembuangan tunas cabang yang tidak
diperlukan agar hanya tersisa cabang yang berkualitas dengan jumlah minimal
setiap pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3. Hal tersebut bertujuan untuk batang
pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi dimusim tanam mendatang.
Pengendalian hama dan
penyakit
Pengendalian hama dan
penyakit pada tanaman singkong relatif jarang terjadi serangan karena tanaman singkong
gajah memiliki ketahanan yang baik terhadap serangan hama dan penyakit. Jika
terdapat semut dapat menggunakan menggunakan Decis dosis 2 ml per liter air.
PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN
Kondisi lahan ketela pohon
dari awal tanam sampai umur tanam 4-5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan
lembab tapi tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan
penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat.
Pengairan dilakukan pada
saat musim kering (kemarau) dengan cara mengenangkan air di sela-sela bedengan
dengan tujuan air dapat sampai kedaerah perakaran secara resapan. Hindari
menyiram langsung dengan air karena cara tersebut dapat merusak tanah. Lakukan pengairan
dengan sistem genangan sebanyak dua minggu sekali dan untuk seterusnya
diberikan berdasarkan kebutuhan.
PEMUPUKAN
Pemupukan Secara
Konvensional / Kebiasaan Petani Pemupukan dilakukan dengan sistem pemupukan
berimbang antara N, P, K dengan dosis Urea : 135 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL :
135 kg per Ha. Pupuk tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K =
1/3 : 1: 1/3 atau Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 50 kg (sebagai pupuk
dasar) per Ha dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaitu sisanya dengan
dosis N:P:K = 2/3:0:2/3 atau Urea : 85 kg dan KCL : 85 kg per Ha. Cara
pemupukan adalah ditugal dengan jarak antara lubang pupuk dengan tanaman
sekitar 15 cm pada kedalaman 10 cm.
PANEN BUDIDAYA SINGKONG
GAJAH
Lama waktu panen
singkong gajah tergantung dengan tujuan penggunaan atau pemasaran umbinya. Singkong
gajah dapat dipanen pada umur 8 bulan bila tujuannya untuk dijadikan bahan
makanan, sebaliknya jika tujuannya dijadikan tepung panen dilakukan pada umur 10
bulan. Ciri tanaman singkong Gajah siap panen dapat dilihat dari daunnya yang
mulai menguning dan berguguran. Cara panen adalah melakukan pemangkasan batang hingga
sepertiganya atau sekitar 15 cm dengan tujuan memudahkan dalam pencabutan. Hindari
penggunaan cangkul disebabkan dapat mengenai umbi singkong. Saat panen sekaligus
dapat mengambil bibit stek dari batang-batang singkong pilihan. Pilihlah cabang
yang tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda kemudian tebang dengan pisau
tajam, lalu dipotong dengan ukuran panjang + 20 cm. Bibit yang akan
didistribusikan sebaiknya bibit cukup diikat tali rafia dan dikemas dalam
karung plastik.
ANALISA
USAHA TANI SINGKONG GAJAH DALAM 1 PERIODE (10 Bulan).
PENGELUARAN
NO.
|
URAIAN
|
Jumlah
|
Harga (Rp)
|
1
|
Sewa Lahan
|
1 Ha
|
8.000.000
|
2
|
Pengolahan Lahan
|
1 Ha
|
4.000.000
|
3
|
Pembelian Bibit
|
7500 Batang
|
7.500.000
|
4
|
Pembelian Pupuk
|
1 Paket
|
8.000.000
|
5
|
Perawatan
|
10 Bulan
|
18.000.000
|
6
|
Panen
|
1 Ha
|
3.000.000
|
7
|
Administrasi
|
2.000.000
|
|
Total
Pengeluaran
|
50.500.000
|
PENDAPATAN
No
|
Deskripsi
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Hasil Panen Per- Hektar
=Jumlah tanaman x Rata-rata produksi tiap pohon x Harga jual per Kg
= 7500 pohon X 20Kg X Rp
800,-/ Kg
|
120.000.000
|
2.
|
Penyusutan Per – Hektar = Estimasi
penyusutan 20% dari umbi
|
24.000.000
|
3.
|
(Hasil panen –
penyusutan)
|
96.000.000
|
4.
|
Keuntungan = (Hasil panen – penyusutan) – Modal
Investasi
|
45.500.000
|
Catatan: - Asumsi produktivitas umbi 20 kg tiap
tanaman.
- Harga jual per Kg 800,- bergantung pada
wilayah.
ConversionConversion EmoticonEmoticon