Tanaman Cabai (Capsicum annuum
L.) merupakan tanaman perdu berkayu dan buahnya berasa pedas karena mengandung
kapsaisin. Budidaya tanaman Cabai terbukti memberikan pendapatan terbukti
dengan para petani Indonesia yang membudidayakan sebagai tanaman semusim pada
lahan bekas sawah dan lahan kering atau tegalan. Tanaman Cabai rentan terhadap
hama dan penyakit tertentu yang mengakibatkan tanaman menjadi rusak, gagal
tumbuh, bahkan mati sehingga membuat produktivitas tidak maksimal bahkan gagal
panen yang berujung pada kerugian. Oleh karena itu HAMA DAN PENYAKIT YANG
SERING MENYERANG TANAMAN CABAI BESERTA CARA PENGENDALIANNYA harus dilakukan dengan
tujuan meminimalisir atau menghindarkan serangan terhadap tanaman cabai.
Prinsip metode pengendalian hama dan penyakit pada tanaman Cabai harus
bersifat preventif (pencegahan). Penyakit yang sudah berkembang dan meluas di
suatu daerah akan lebih sulit dikendalikan dibandingkan apabila kejadian
penyakit masih di satu titik lokasi. Hal tersebut seringkali kurang
diperhatikan bahkan cenderung diabaikan oleh petani karena kurangnya dasar
pengetahuan dan ketrampilan tentang HAMA DAN PENYAKIT YANG SERING MENYERANG
TANAMAN CABAI BESERTA CARA PENGENDALIANNYA. Jika mengacu pada kerugian usaha
budidaya tanaman Cabai yang terkena serangan hama dan penyakit, seharusnya Prinsip preventif dalam pengendalian hama
penyakit tanaman Cabai secara terpadu harus dilakukan sejak mulai awal
penanaman.
Berikut ini adalah uraian 5 HAMA DAN PENYAKIT YANG SERING MENYERANG
TANAMAN CABAI BESERTA CARA PENGENDALIANNYA:
HAMA CABAI
1. ULAT
Hama ulat yang sering menyerang tanaman cabai terdiri dari ulat grayak
(Spodoptera litura), Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua. Hama ulat buah pada umumnya menyerang tanaman
cabai saat mulai berbuah. Serangan ulat terjadi pada saat sinar matahari teduh
tepatnya menjelang sore hari hingga
malam hari. Ulat tidak nyaman menyantap daun dan buah cabai waktu siang di
bawah terik matahari oleh karena itu ulat bersembunyi di bawah ketiak daun,
pangkal tanaman atau dibalik mulsa, sehingga mereka nyaman dan aman dari
sengatan sinar matahari dan selamat dari penyemprotan. Serangan hama ini bisa
diketahui dari adanya lubang-lubang pada buah cabai. Untuk jenis ulat grayak
ini memakan daun tanaman cabai sedangkan Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua
menyerang buah cabai baik masih hijau atau sudah merah. Selain itu serangan
hama ulat buah pada cabai dapat membuat tanaman dan buah rentan terhadap
penyakit akibat cendawan terutama saat musim hujan.
Pengendalian Hama Ulat Pada Tanaman Cabai:
- Secara kimiawi, dengan penyemprotan insektisida misalnya Decis 2,5 EC.
- Membersihkan (sanitasi) buah yang terserang dan penyiangan gulma.
- Menggunakan musuh alami seperti parasitoid telur Trichogramma nana, Diadegma argentiopilosa dan cendawan Metharrhizium.
- Pada malam hari, pada saat ulat keluar dari persembunyiannya, ulat bisa diambil secara langsung dari tanaman Cabai untuk dimusnahkan.
2. THRIPS
Serangan hama Thrips pada
tanaman Cabai menyebabkan daun bagian bawah terlihat garis-garis keperakan,
terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan kemudian daun keriting atau
keriput dan kemudian mati. Tanaman Cabai yang terserang Thrips tidak mampu tumbuh dan berproduksi secara optimal karena
terganggu kerusakan daun. Serangan trips biasanya meledak pada musim kemarau.
Hama tersebut juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali menyebar.
Pengendalian Hama Thrips Pada
Tanaman Cabai:
- Menggunakan Mulsa Perak.
- Menjaga kebersihan lingkungan dan pemotongan bagian tanaman yang terserang Thrips effektif menekan perkembangannya.
- Menggunakan perangkap warna kuning (sticky trap).
- Menggunakan musuh alami seperti kumbang Coccinellidae, kepik Anthocoridae, larva Chrysopidae dan kumbang Staphylinidae.
- Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas menggunakan insektisida Curacron 50 EC, Agrimex 18 EC, Abuki 50 SL, Demolish 18 EC, Abamectin 21 EC.
3. LALAT BUAH
Buah cabai yang terserang hama ulat buah akan membusuk lalu jatuh ke
tanah. Gejala awal tanaman Cabai yang terserang hama lalat buah adalah adanya
titik hitam pada bagian pangkal buah cabai. Serangan biasanya terjadi setelah
agak siang, yaitu setelah tanaman kering dari embun pagi. Sumber dari lalat
buah (B. dorsalis, B. cucurbitae, B. carambolae) berasal dari buah yang terinfeksi, kepompong di dalam
tanah, tanaman inang seperti mentimun, belimbing, maupun berasal dari tanaman Cabai
terdekat yang sudah terserang. Penyebaran dan penularan sangat mudah terjadi
karena lalat merupakan salah satu jenis serangga yang aktif terbang terutama
saat peralihan musim.
Pengendalian Hama Lalat Buah Pada Tanaman Cabai:
- Melakukan rotasi tanaman.
- Pemusnahan buah yang terserang.
- Pembungkusan buah.
- Menggunakan perangkap metil eugenol (ME) atau petrogenol sebanyak 1 ml/perangkap.
4. KUTU KEBUL
Kutu Kebul menyerang tanaman Cabai di daerah tropis dan subtropis yang
mengakibatkan kerusakan langsung pada tanaman disebabkan imago dan nimfa
menghisap cairan daun. Selain itu embun madu yang dihasilkan kutu kebul
menimbulkan serangan jamur jelaga yang mengakibatkan terganggunya proses
fotosintesis pada daun.
Pengendalian Hama Kutu Kebul Pada Tanaman Cabai:
- Pemasangan perangkap warna kuning.
- Sanitasi lingkungan di sekitar lahan cabai.
- Menggunakan musuh alami seperti Menochilus sexmaculatus.
- Menggunakan insektisida sebagai alternatif terakhir mengendalikan kutu kebul seperti permethrin, amitraz, buprofezin dan asefat.
- Menerapkan sistem rotasi dengan tanaman bukan inang.
5. TUNGAU
Tungau merupakan hama berukuran kecil yang umumnya berada di bagian
bawah daun. Akibat serangan tungau kuning (Polyphagustarsonemus), atau tungau
merah (Tetranycus sp) akan Tungau menyebabkan daun keriting melinting ke bawah
seperti bentuk sendok terbalik. Daun
akan kaku dan tebal, pertumbuhan pucuk menjadi terhambat, daun perlahan akan
berubah warna menjadi coklat dan akhirnya mati. Serangan terjadi pada musim
kering pada area ternaungi. Populasi meningkat jika kita terlalu banyak
menggunakan pestisida atau pupuk daun kimia buatan yang banyak mengandung
belerang (sulfur). Penyebaran dapat terjadi melalui tangan para pekerja atau
terbawa angin.
Pengendalian Hama Tungau Pada Tanaman Cabai:
- Secara teknis lakukan pencabutan tanaman Cabai yang sudah terserang parah sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya.
- Pembakaran dan pembuangan tanaman Cabai yang terinfeksi hama tungau untuk menekan penyebarannya.
- Memanfaatkan musuh alami seperti Amblyseius sp.
- Penyemprotan akarisida
- Untuk tindakan pencegahan usahakan areal penanaman Cabai tidak berdekatan dengan tanaman singkong.
- Menjaga kebersihan kebun sangat efektif mengurangi serangan tungau
PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI
1. PENYAKIT BUSUK BATANG, AKAR DAN
BUAH
Penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman Cabai yaitu busuk batang
dan busuk kuncup. Penyebab busuk batang adalah Phytophthora capsici yang menyerang
saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat. Penyebab busuk kuncup adalah
cendawan Choanosearum sp dengan
gejala kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati, namun jarang
dijumpai di Indonesia. Pemicu perkembangan penyakit adalah drainase yang kurang
baik, penggunaan pupuk N (Urea) yang
terlalu tinggi, pupuk kandang tidak matang (sebaiknya pakai pupuk
bokashi), jumlah nematoda yang terlalu banyak, sebelumnya lahan ditanam Cabai
atau mentimun.
Pengendalian penyakit busuk batang atau kuncup adalah:
- Mengurangi dosis pemupukan Nitrogen seperti urea dan ZA.
- Mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar.
- Tanaman yang sudah terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar.
2. LAYU BAKTERI CABAI
Layu bakteri tanaman Cabai disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum yang hidup di jaringan batang. Penyakit tersebut
bersumber dari tanah. Pemicu perkembangan penyakit layu bakteri disebabkan oleh
lahan yang terlalu basah, tanah terlalu
liat, penggunaan pupuk N (urea) dengan dosis terlalu tinggi, populasi nematoda yang tinggi,
atau kondisi lahan sebelumnya ditanami tembakau, terung, tomat, atau cabai yang
pernah terserang.
Pengendalian penyakit layu harus dilakukan diamati dengan cermat dan
dianalisa dengan lebih spesifik lagi agar penanganannya bisa lebih tepat dengan
memperhatikan pemicu perkembangannya. Pengendalian secara terpadu harus
dilakukan sejak mulai pembibitan dan persiapan lahan. Pengendalian lainnya
yaitu untuk tanaman yang terserang layu sebaiknya dimusnahkan.
3. LAYU FUSARIUM
Layu fusarium merupakan penyakit layu yang disebabkan oleh cendawanseperti
Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia
sp. Layu fusarium dapat menyerang tanaman Cabai tanpa mengenal musim, terutama
pada musim hujan. Serangan penyakit layu fusarium bisa terjadi pada semua fase
pertumbuhan tanaman cabai, mulai dari pembibitan, tanaman muda / tanaman
sebelum berproduksi hingga tanaman Cabai yang sudah berproduksi. Pada musim
hujan cendawan fusarium oxysporum
mudah berkembang biak dan menyebar dari satu tanaman ketanaman lainnya. Cendawan
tersebut hidup di lingkungan yang masam.
Penularan dapat melalui aliran air dan tanah. Pemicu perkembangan
penyakit layu fusarium adalah tanah
berpasir, pemberian pupuk N (ZA) dengan dosis yang terlalu terlalu tinggi,
kandungan unsur Mn dan Fe dalam tanah terlalu tinggi, kurang pupuk organik bokashi, kandungan
calsium (Ca) dalam tanah mengalami kekurangan, Tingkat kelembaban udara yang tinggi,
terjadi genangan air hujan dilahan dan pH tanah yang rendah dan jumlah nematoda
yang tinggi. Indentifikasi serangan mudah dilakukan yaitu jika terdapat tanaman
cabai yang tiba-tiba layu pada siang hari dan akan segar kembali di sore hari.
Kesokan harinya tanaman kelihatan segar dan tidak ada tanda-tanda tanaman terkena
serangan tetapi tanaman akan mengalami layu pada siang hari. Peristiwa tersebut
berlangsung selama 7 – 10 hari, hingga kemudian tanaman yang terinfeksi akan
mengering dan mati. Banyak kasus layu fusarium yang mengakibatkan kegagalan
panen secara total sehingga tindakan pencegahan perlu dilakukan sejak awal. Penyakit
layu fusarium sulit untuk disembuhkan apalagi jika sudah terlanjur parah karena
jika sudah terserang layu fusarium akar dan jaringan pengangkut yang terdapat
pada batang tanaman sudah rusak dan membusuk. Pengendalian dengan cara menggunakan
fungisida dari bahan aktif benomil dan Trichoderma
koningi.
4. BERCAK DAUN
Penyakit bercak daun pada tanaman cabai yaitu jamur Cercospora capsici yang biasanya
menyerang pada musim hujan dengan kondisi kelembaban cukup tinggi. Ciri tanaman
yang terserang yaitu ditandai terdapat bercak-bercak bulat berwarna abu-abu
dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan sudah parah daun akan berwarna
kuning dan akhirnya rontok berguguran. Penyebaran penyakit saat jamur berupa
spora yang bisa dibawa angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Selain
itu spora jamur bisa menempel pada benih atau biji Cabai.
Pengendalian Penyakit Bercak Daun adalah:
- Secara teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar. Menyemprotkan fungisida sesuai dengan dosis yang ditentukan.
- Pengendalian terbaik adalah dengan melakukan preventif (pencegahan) yaitu:
- Memilih benih yang sehat bebas patogen.
- Menggunakan mulsa plastik pada musim penghujan.
- Memperluas ukuran jarak tanam guna meminimalisir serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab.
5. ANTRAKNOSA (PATEK)
Penyebab penyakit Antraknosa adalah jamur Colletotrichum capsici dan Colletotrichum
gloeosporioides. Sumber penyakit Patek dapat berasal dari sisa tanaman
sakit atau dari benih yang sudah terinfeksi.
Penyebaran dapat terjadi melalui tangan para pekerja, percikan air,
hujan dan angin serta tangan pemetik buah. Serangan dapat terjadi mulai pada
fase pembibitan yang menyebabkan kecambah layu saat disemai dan mati. Pada fase
dewasa serangan menyebabkan pucuk batang mengering, busuk kering pada batang
dan buah, serta busuk buah menjadi buah seperti busuk terbakar. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan
cara menyemprotkan fungisida dengan dosis yang tepat. Selain itu buah yang
terserang dikumpulkan dan dimusnahkan.
Demikianlah uraian dari 5 HAMA DAN PENYAKIT YANG SERING MENYERANG TANAMAN CABAI BESERTA CARA PENGENDALIANNYA. Semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita.
ConversionConversion EmoticonEmoticon