Komoditas florikultura selalu memiliki prospek yang cerah karena secara alamiah manusia memiliki sifat suka dengan sesuatu keindahan. Salah satu jenis tanaman hias adalah bunga Krisan atau Chrysanthenum yang telah lama dikenal dan banyak disukai masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena memiliki keindahan keragaman bentuk dan warna, memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai. Warna bunga krisan yaitu merah tua, kuning, hijau, putih, campuran merah putih dan lainnya membuat para pengrajin bunga memiliki alternatif yang banyak dalam membuat kombinasi rangkaian bunga sehingga keunikan dan keindahan yang tiada tara. Keunggulan lain yang jarang dimiliki oleh bunga hias yang lain adalah pembungaan dan panennya dapat diatur menurut kebutuhan pasar sehingga lebih fleksibel. Bunga krisan bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari Jepang meskipun demikian bunga krisan cukup adaptif dan berkembang dengan baik di ndonesia. Faktanya budidaya bunga krisan yang dilakukan oleh petani mudah ditemui pada berbagai daerah di dataran tinggi. Bisnis bunga krisan yang selalu bergairah tersebut harus didukung pengetahuan dan ketrampilan petani tentang cara lengkap budidaya bunga krisan serta analisa usaha tani sehingga petani mendapatkan keuntungan yang optimal.
Budidaya bunga krisan sangat disukai petani karena bunga krisan termasuk bunga hias petik atau potong yang dapat tumbuh lebih dari satu kali. Budidaya bunga krisan juga mudah karena dapat ditanam di halaman pekarangan bahkan penghias di dalam ruangan dengan menggunakan media pot. Budidaya bunga krisan dapat dilakukan dengan mudah bahkan sebagai sampingan bisnis mengingat perawatan bunga krisan yang tidak ribet. Meskipun demikian budidaya bunga krisan tidak dapat dilakukan secara asal-asalan dan harus sesuai dengan cara lengkap budidaya bunga krisan serta analisa usaha tani sehingga produksi dan keuntungan dari usaha budidaya bunga krisan optimal.
Untuk lebih jelasnya, cara lengkap budidaya bunga krisan serta analisa usaha tani silahkan membaca uraian penjelasan berikut ini:
Lingkungan yang cocok untuk Tanaman Bunga Krisan
Lingkungan dimana tanaman hidup menentukan keberhasilan, lokasi yang tepat untuk menanam atau budidaya bunga krisan adalah di daerah dengan beriklim tropis. Hal tersebut didasari oleh bunga krisan dapat hidup di daerah yang suhu lingkungan 17-300 C dengan ketinggian tempat yang sesuai untuk bunga krisan sekitar 800-1200 meter dpl. Tanaman bunga krisan memerlukan suhu yang lembab, terutama saat proses pembibitan terutama saat awal pembentukan akar bibit stek dengan kelembaban 90% sampai 95%, namun jika sudah tumbuh dewasa bunga krisan dapat tumbuh pada kelembapan 75%.
Persiapan Lahan
Lahan yang cocok untuk budidaya bunga krisan harus memiliki tanah yang gembur dan subur. Tanah yang baik untuk menanam tanaman bunga krisan adalah tanah yang memiliki tekstur liat berpasir, gembur, subur serta memiliki drainase yang baik dengan pH atau derajat keasaman tanah sekitar 5,5 hingga 6,7. Media tanam dalam budidaya bunga krisan terutama jika menanam bunga krisan dalam pot harus disiapkan dengan baik dan sesuai dengan pertimbangan khusus dalam memilih media tanam yaitu mudah didapat, harga relatif murah, ringan dan harus memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang bisa mendukung pertumbuhan akar dan serapan hara secara optimal. Sifat fisik yang penting adalah media harus ringan, gembur dan memiliki aerasi cukup baik. Bahan yang banyak digunakan sebagai media tanam dalam pot contohnya serbuk sabut kelapa (cocopeat) dan arang sekam. Gambut memiliki daya pegang air cukup tinggi, dan partikel-partikelnya banyak membentuk gumpalan-gumpalan kecil sehingga membentuk rongga-rongga udara. Untuk mengurangi rongga ini perlu ditambahkan bahan lain yang bisa mengisinya seperti serbuk sabut kelapa dan sekam bakar. Cocopeat memiliki daya pegang air cukup baik dan tidak membentuk gumpalan antar partikelnya sehingga bisa digunakan untuk mengisi rongga. Selain itu penambahan arang sekam dan pupuk kompos pada media tanam dilakukan untuk mendapatkan lahan yang subur dan gembur. Bunga krisan juga membutuhkan sistem pengairan yang baik, jadi tanah yang digunakan untuk media tanam harus memiliki daya serap air yang baik juga, sehingga air tidak menggenang di akar yang dapat menyebabkan pembusukan akarnya. Komposisi media yang baik untuk krisan pot adalah campuran dari gambut (peat), cocopeat dan arang sekam dengan perbandingan volume 4:4:1.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah pada lahan tanam dengan mengcangkul sedalam 30 cm hingga tanah gembur, lalu diamkan sekitar 15 hari. Setelah itu lakukan pengemburan kembali dan lakukan pembersihan gulma pada lahan tanam, jika sudah buatlah bedengan dengan lebar 100cm-120 cm, tinggi 20cm – 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan tanam, serta beri jarak antar bedengan 30cm-40 cm. Jika tanah memiliki pH > 5,5, perlu dilakukan pengapuran dengan menggunakan kapur pertanian seperti dolomit, kalsit, atau zeagro dengan dosis yang diberikan tergantung dengan pH tanah. Cara pengapuran dilakukan dengan cara disebar pada permukaan bedengan. Pembuatan lubang tanam dengan cara ditugal dengan jarak antar lubang sekitar 10×10 cm.
Pembibitan Tanaman Krisan
Pemilihan bibit bunga krisan yang baik yaitu berasal dari tanamn induk yang sehat, memiliki daya tumbuh yang baik, bebas dari hama penyakit serta komersil dipasar. Pembibitan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan menggunakan anakan, kultur jaringan atau juga stek pucuk. Untuk bibit anakan adalah dengan menggambil anakan dari induk tanaman krisan tersebut.
Bibit yang berasal dari stek pucuk anda harus memilih pucuk yang berasal dari tanaman yang sehat dan cukup umur, diameter pangkal sekitar 3mm-5mm, memiliki panjang sekitar 5 cm serta memiliki 3 helai daun dewasa dengan warna hijau terang. Cara stek pucuk adalah potong pucuk tanaman krisan tersebut, kemudian langsung disemaikan atau dapat dilakukan penyimpanan dahulu dalam ruangan dingin dengan suhu sekitar 4°C dan kelembaban sekitar 30% agar bibit stek tetap segar selam 3 hingga 4 minggu. Penyimpanan tersebut dilakukan dengan cara membungkus bibit stek dengan beberapa lapis kertas tisu dan dimaukan dalam kantong plastik.
Bibit yang berasal dari kultur jaringan harus ditentukan dahulu eksplan atau mata tunas yang akan dilakukan kultur jaringan. Langkah awal kultur jaringan tanaman bunga krisan kemudian yaitu potong menggunakan silet atau benda tajam yang lain, kemudian setelah dipotong eksplan disterilkan dengan sublimat HgCl sekitar 0.04% selama sekitar 10 menit, kemudian dibilas menggunakan air bersih steril. Penanaman bibit yang berasal dari kultur jaringan dilakukan dalam media semai yang padat.
Penyemaian Bibit dan Perawatan Bibit Semai
Hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu yaitu siapkan dahulu bak dengan berkaki tinggi yang memiliki ukuran lebar dan tinggi 80x25 cm. Bak dibuat lubang untuk drainase kemudian isi dengan media semai berupa pasir steril dalam bak hingga cukup penuh. Semaikan bibit stek pucuk yang telah diberikan hormon pertumbuhan ZPT dengan jarak 3×3 cm dan ditanam dengan kedalaman 1cm-2 cm. Setelah penyemaian selesai selanjutnya pasang sungkup plastik transparan di seluruh permukaan tempat semai. Penyemaian kultur jaringan yaitu bibit mini yang ada dalam botol dipindahkan ke persemaian yang berisi media tanam berpasir steril yang bersungkup plastik tembus cahaya.
Pemeliharaan untuk bibit stek pucuk yaitu dilakukan penyiraman dengan sprayer sebanyak 2-3x sehari, pemanfaatan bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman bibit diserang hama penyakit, Membuka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari sebelum pemindahan ke lahan tanam sesungguhnya. Pemeliharaan pada bibit kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik, setelah bibit berukuran cukup besar barulah dapat diadaptasikan secara bertahap ke lahan tanam sesungguhnya. Pemindahan bibit yang berasal dari stek pucuk siap dipindah ke lahan tanam sebaiknya setelah berumur 10-14 hari setelah semai dan untuk bibit dari kultur jaringan dapat dipindahkan apabila telah memiliki daun sekitar 5-7 helai dan memiliki tinggi 7,5 cm-10 cm.
Proses Penanaman Bibit Tanaman Bunga Krisan
Bibit bunga yang akan ditanam haruslah bibit bunga yang berkualitas, bebas dari hama, sehat dan tentunya berasal dari induk bunga yang berkualitas juga. Setelah anda menyiapkan lahan yang baik dan subur, anda juga sudah memiliki bibit bunga yang berkualitas dan baik juga, kemudian anda bisa menanam bunga krisan dengan jarak tanam 10 x 10 cm. Sebelum melakukan menanam sebaiknya lahan yang akan ditanami disiram terlebih dahulu. Proses penyiraman pada awal-awal minggu pertama anda harus menggunakan penyiraman overhead irigasi, namun jika daun-daun bunga krisan sudah saling merapat anda melakukan peyiraman menggunakan drip irigasi.
Pemeliharaan Tanaman Bunga Krisan
Penyinaran yang Cukup
Bunga krisan memang membutuhkan sinar matahari yang cukup sehingga jika terlalu berlebihan juga dapat menyebabkan bunga menjadi tidak segar dan layu. Oleh karena itu harus memperhatikan penyinaran untuk bunga krisan, jika penyinaran masih kurang dapat menambahkan lampu sebagai penyinaran di malam hari. Bunga Krisan dalam pot memiliki fisiologi sama dengan krisan potong, yaitu memiliki respon terhadap fotoperiodisasi. Lama penyinaran yang tepat untuk iklim Indonesia 14-16 jam sehari, sehingga pada daerah tropis tanaman krisan perlu tambahan cahaya selama 2 jam dengan intensitas cahaya minimal 40 lux bila menggunakan lampu TL dan 70 lux apabila menggunakan lampu pijar. Pemberian cahaya lampu dilakukan sejak awal tanam sampai tunas lateral yang keluar dari ketiak daun, tumbuh sepanjang 2-3 cm. Jika tunas yang keluar sudah cukup, maka tanaman akan masuk fase short day. Supaya bunga mekar secara serempak, ada penanam krisan pot yang melakukan blackout pada malam hari yaitu menutup tanaman dengan plastik hitam atau kain hitam sedemikian rupa sehingga cahaya dari luar sama sekali tidak mengenai tanaman.
Penyiraman Tanaman
Penyiraman tanaman bunga krisan secara teratur dapat dilakukan pagi hari agar bunga dapat melewati waktu sepanjang hari, serta sebaiknya tidak membasahi pohonnya dan jangan lakukan penyiraman pada saat sore hari dengan alasan waktu malam bunga krisan tidak akan mendapatkan sinar matahari sehingga air yang menggendap dapat merusak akar bunganya. Hal lain yang perlu dihindari yaitu melakukan penyiraman pada saat matahari terik dan menyengat. Penyiraman tanaman pot bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan alat bantu sistem irigasi. Untuk memenuhi persyaratan penyiraman yang baik, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar hasil penyiraman lebih efisien yaitu sistem rendam dan sistem drip.
Penyiraman sistem rendam adalah dengan merendam sebagian pot ke dalam air setinggi 5-10 cm, selama beberapa menit, secara kapiler air dan pupuk bergerak dari bagian bawah pot ke permukaan atas media, sistem ini mengandalkan daya kapiler media terhadap air yang akan merambat dari bawah ke atas. Pada fase colouring (fase terakhir perkembangan tanaman krisan pot, saat warna bunga mulai muncul) tanaman harus dipindahkan ke tempat khusus dan sistem pengairannya biasanya menggunakan sistem rendam untuk memudahkan panen.
Penyiraman dengan sistem drip (irigasi tetes) adalah setiap pot disambungkan dengan selang yang mempunyai jarum untuk mengatur keluarnya air dan sebagai jalan tetesan air ke media. Dengan menggunakan sistem drip, pemupukan bisa dimasukkan ke dalam alat irigasi. Pupuk yang digunakan harus yang mudah larut ke dalam air agar lubang drip tidak mudah tersumbat dan pupuk lebih mudah diserap oleh tanaman. Biasanya pada fase short day krisan pot dipindahkan ke tempat lain dan sistem pengairannya menggunakan sistem drip.
Pemupukan
Pemberian pupuk pada bunga dapat membuat pertumbuhan bunga krisan menjadi lebih baik. Namun yang perlu anda perhatikan adalah jika anda menanam bunga krisan pada musim semi maka pemupukan dapat anda lakukan dalam satu kali sebulan, tapi jika penanaman bunga pada saat musim gugur anda tidak perlu melakukan pemupukan. Pemilihan komposisi pupuk untuk krisan pot dilakukan dengan mempertimbangkan besarnya biaya produksi. Contoh komposisi pemupukan bunga krisan dalam pot adalah seperti di bawah ini.
Komposisi Pupuk
Jenis pupuk
|
Jumlah (gram)
|
Stok A (20 liter)
|
|
Ca(NO3)2. 4H2O
|
2.880
|
KNO3
|
1.814
|
Stok B (20 liter)
|
|
KNO3
|
1.476
|
MnSO4.4H2O
|
5,76
|
ZnSO4.7H2O
|
0,9288
|
Borak
|
7,099
|
Na2MoO4.2H2O
|
0,269
|
MgSo4.7H2O
|
1.364,6
|
FeSo4.7H2O
|
85,76
|
Kristalon hijau
|
1.754,4
|
Bahan pupuk dapat dibuat dari senyawa kimia lainnya sesuai dengan ketersediaan bahan dipasar dan juga dari harga yang lebih ekonomis. Akan tetapi yang terpenting adalah komposisi dari masing-masing unsurnya.
Pinching dan Disbudding
Pinching adalah membuang pucuk terminal dari bibit asal, hal ini dilakukan untuk menghentikan dominasi tunas apikal untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas lateral dari ketiak daun. Dari setiap bibit diharapkan mengeluarkan tuns lateral sebanyak 3-4 tunas produktif, sedangkan tunas-tunas yang kecil atau tidak peroduktif harus dibuang, sehingga kualitas tunas yang dipelihara benar-benar bagus. Pinching dilakukan setelah tanaman memiliki lima daun sempurna, dan yang dibuang adalah tunas diantara daun keempat dan kelima, bila daun pertama dihitung dari bawah. Tanaman yang dipinching telah berumur lebih dari 10-14 hari setelah bibit ditanam. Pinching harus dilakukan tepat waktu. Apabila terlambat maka internode dari bibit akan terlalu panjang, akibatnya jarak antar tunas yang akan tumbuh saling berjauhan. Disbudding adalah pembuangan bakal bunga yang tidak diinginkan sesuai dengan tujuan pembentukan bunga. Disbudding dilakukan setelah bakal bunga yang tidak diharapkan mulai tumbuh dan siap dibuang tanpa mengganggu bakal bunga yang siap untuk dipelihara.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Salah satu faktor yang menentukan terhadap produktivitas bunga krisan adalah kesehatan tanaman, sehingga pemeliharaan tanaman terutama pengendalian hama dan penyakit mulai dari tanam sampai siap untuk dipasarkan harus dilakukan secara cermat. Untuk mendapatkan kualitas terutama budidaya tanaman bunga krisan dalam pot yang baik, pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara intensif. Adapun hama dan penyakit tanaman yang banyak menyerang krisan pot adalah sama dengan krisan potong yaitu pengorok daun, thrips, aphids, ulat, dan karat putih.
Pemanenan Bunga Krisan
Pemanenan dapat dilakukan saat bunga telah brumur 3-4 bulan setelah tanam. Pemanenan dapat dilakukan saat bunga setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum. Pemanenan tanaman bunga krisan dalam pot dilakukan bersama-sama dengan medianya. Beberapa faktor yang menjadi indikator kriteria kualitas tanaman pot adalah tajuk, daun dan bunga. Faktor tajuk yaitu batang tanaman tidak terlalu tinggi, sekitar 20-25 cm. Bentuk tajuk tumbuh ke samping pot, sehingga bila dilihat dari bagian atas, tanaman memiliki diameter lebih dari 20 cm dengan asumsi semakin lebar diameter tajuk dengan batang yang kuat akan semakin baik. Faktor daun yaitu warna daun hijau segar, daun tumbuh lebat dan rimbun serta bersih dari residu pupuk daun dan pestisida. Bentuk daun normal dan tidak cacat, bebas dari serangan hama penyakit. Faktor bunga yaitu warna bunga cerah dan tidak pudar, semua bunga dalam satu pot tumbuh normal dan bebas hama penyakit. Bunga mekar serempak, kompak, dan tinggi bunga rata.
Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut seluruh tanaman. Untuk bunga potong biasanya tangkai bunga dipotong dengan gunting steril sepanjang 60 cm -80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 20 cm -30 cm dari permukaan tanah. Setelah krisan pot diseleksi sesuai kriteria, maka segera dimasukkan ke dalam kantong plastik agar bunga dan cabang tidak patah selama dalam transportasi. Sebelum tanaman pot dimasukkan kedalam plastik dan dikemas kedalam kardus, media tanam harus dalam kondisi lembab dan pot dalam keadaan bersih.
Analisa Usaha Tani Budidaya Bunga Krisan
Contoh analisa usaha tani budidaya bunga krisan dengan luas lahan 300 m dengan jarak tanam 10 x 10 cm.
Pengeluaran
|
|||||
Uraian
|
jumlah
|
satuan
|
harga
satuan
|
total
|
|
Sewa tempat
|
1
|
musim
|
2.000.000
|
2.000.000
|
|
Benih
|
15.000
|
batang
|
250
|
3.750.000
|
|
Pupuk Kompos
|
450
|
kg
|
1.000
|
450.000
|
|
Urea
|
20
|
kg
|
5.000
|
100.000
|
|
SP 36
|
20
|
kg
|
4.000
|
80.000
|
|
KCL
|
8
|
kg
|
7.500
|
60.000
|
|
Insektisida
|
1
|
paket
|
150.000
|
150.000
|
|
Fungisida
|
1
|
paket
|
90.000
|
90.000
|
|
Listrik
|
4
|
bulan
|
100.000
|
400.000
|
|
Tenaga kerja
|
|
|
|
|
|
Olah lahan
|
3
|
HOK
|
50.000
|
150.000
|
|
Tanam
|
3
|
HOK
|
50.000
|
150.000
|
|
Perawatan
|
20
|
HOK
|
50.000
|
1.000.000
|
|
Panen
|
3
|
HOK
|
50.000
|
150.000
|
|
Packing
|
3
|
HOK
|
50.000
|
150.000
|
|
|
|
Total
|
Pengeluaran
|
8.680.000
|
|
Pendapatan
|
|||||
Hasil produksi
|
= Keberhasilan 85 % x jumlah tanaman x
harga perbatang
|
||||
= 85 % x 15.000 tanaman x Rp.1250,-
|
|||||
= Rp. 15.937.500
|
|||||
Keuntungan /musim
|
= Pendapatan - Pengeluaran
|
||||
= Rp. 15.937.000 - Rp. 8.680.000
|
|||||
= Rp. 7.257.500,-
|
Hasil yang lumayan bukan jika dengan luas 300 m2 dapat memperoleh Rp. 7.257.500,-. Tentunya jika ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi harus meningkatkan skala usaha budidaya krisan tersebut.
Demikian uraian penjelasan cara lengkap budidaya bunga krisan serta analisa usaha taninya, semoga dengan membaca artikel tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Apabila ada hal yang tidak dimengerti dapat menghubungi penulis. Terima kasih dan salam sukses.
ConversionConversion EmoticonEmoticon