Cara Membuat Gula Semut Organik dari Nira Kelapa

gula semut organik www.desapertanian.com
Cara pembuatan gula semut organik

Gula semut organik dari nira kelapa semakin diminati terutama bagi kalangan ekonomi menengah ke atas atau kaum yang sedang diet dan sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Dengan kondisi yang demikian membuat permintaan gula semut organik meningkat terus, bahkan pemasarannya tak terbatas mulai di pulau jawa hingga luar jawa bahkan tembus ekspor ke luarnegeri sehingga harga jual juga menggiurkan. Sayangnya banyak pengrajin gula organik kelapa tidak dapat memenuhi permintaan tersebut karena produksi terbatas serta kualitas yang dihasilkan tidak memenuhi standar. Kondisi tersebut membuka peluang bisnis sekaligus melihat kembali bagaimana bagaimana gula semut organik yang dihasilkan oleh pengrajin selama ini sehingga memiliki produk yang mampu bersaing. Oleh karena itu khazanah pengetahuan dan ketrampilan sehingga cara membuat gula semut organik ekspor dari nira kelapa menggunakan mesin dan tradisional yang mudah dipraktekkan harus diketahui.

Sebenarnya cara pembuatan gula semut tidaklah terlalu sulit, bahan yang dipakai pun mudah ditemui karena kelapa hampir dapat tumbuh di seluruh wilayah Indonesia. Pembuatan gula kelapa pada prinsipnya adalah seperti pembuatan gula merah atau dikenal sebagai gula kelapa/jawa dari bahan dasar nira yang diolah dengan memanaskan nira hingga kandungan air menjadi berkurang sehingga nira yang dimasak menjadi kental. Selanjutnya nira yang kental tersebut dicetak sedemikian rupa menjadi gula semut. Citra rasa spesifik yang dihasilkan dari gula semut ini pun sangat disukai masyarakat: rasa khas karamel dan manis. Bahkan proses pembuatan gula semut organik yang menggunakan mesin pengkristal dan menjadikan hasil yang lebih efisien, tidak ribet dan hasil optimal. Manfaat lainnya adalah kadar kuantitas atau volume gula yang dihasilkan tinggi, kristal atau butiran gula semut yang dihasilkan memiliki bentuk butirannya halus seperti gula pasir putih, waktu produksi lebih cepat dengan skala yang besar. Proses pembuatan yang demikian adalah modern dan terobosan baru sehingga cara lengkap membuat gula semut organik dari nira kelapa menggunakan mesin dan tradisional yang mudah dipraktekkan oleh petani atau skala rumah tangga menjadikan peluang usaha yang menjanjikan.

Langkah cara lengkap membuat gula semut organik ekspor dari nira kelapa menggunakan mesin dan tradisional yang mudah dipraktekkan adalah disajikan sebagaimana berikut ini:

Proses Penyadapan Nira Kelapa

Dalam pembuatan gula semut organik sebaiknya menggunakan nira kelapa dari tanaman yang sudah tersertifikasi oleh instansi terkait dan tim penguji sertifikasi yang berasal dari luar negeri. Kriteria tanaman kelapa yang akan diambil nira yaitu sebaiknya pilih tanaman kelapa yang yang telah memiliki 3 tandan bunga yang baru terbuka serta panjang tandan yang  paling muda adalah 20 cm. Pada umumnya umur tanaman kelapa tersebut baru 8 tahunan, atau umur sekitar 4 tahunan pada kelapa hybrida. Gula semut organik haruslah benar-benar organik (alami) serta tidak ada campuran dengan aditif lain. Untuk bahan baku nira kelapa harus bebas dari terkontaminasi pestisida dan zat kimia yang lain dimana dapat menjadikan kealamian gula semut rusak. Tanaman kelapa yang dilakukan penyadapan nira tidak boleh berasal dari tanaman kelapa yang lokasinya di dekat sawah atau sungai yang tercemar, dengan kata lain sawah yang terkontaminasi pestisida atausungai yang mengandung kotoran sehingga jaraknya minimal adalah 200 meter dari lokasi tanaman kelapa.

penyadapan nira kelapa untuk gula semut organik www.desapertanian.com

Hal yang perlu diperhatikan agar dapat menjaga kualitas nira tanaman kelapa hasil sadapan adalah kebersihan meliputi mahkota pohon kelapa harus bersih bebas dari segala kotoran dan alat yang dipakai dalam proses sadap nira kelapa. Cara mendapatkan Nira berasal dari tandan calon buah kelapa yang bagian seludangnya masih belum mekar, selanjutnya pada tangkai bunga dipukul berkali-kali secara perlahan dan setelah 3-5 hari setelahnya baru bisa dilakukan penyadapan, tujuan dilakukan tersebut adalah mempermudah keluarnya nira kelapa. Selanjutnya pada bagian ujung mayang dipotong sekitar 10 cm menggunakan alat tajam (pisau atau parang), dan setelah seminggu berikutnya nira kelapa yang ditunggu-tunggu akan keluar.

Cara mengecek tandan yang sudah atau belum menghasilkan nira adalah dengan melukai atau mensayat tandan dan jika hasil sayat pada tandan cairan belum keluar, maka diulangi lagi proses tangkai bunga yang dipukul-pukul. Sebaliknya jika tandan yang kita sayat cairan sudah keluar menandakan tandan sudah dapat untuk dilakukan penyadapan dan selanjutnya tandan yang kita sayat tersebut dipotong menggunakan alat tajam. Hal yang dilakukan sebelum penyadapan nira kelapa adalah wadah (bumbung bambu) yang telah bersih dipasang, kemudian bagian ujung mayang dilakukan diiris tipis dengan tujuan pembuluh atau saluran kapiler yang terdapat pada tandan akan terbuka sehingga nira akan mengalir deras dan keluar lancar. Wadah bumbung bambu sebaiknya diikat dengan pangkal tandan dengan tujuan agar posisi tidak bergeser serta kokoh di tempatnya. Proses penyadapan nira kelapa sebaiknya dilakukan sehari 2 kali yaitu pada pagi hari sebelum atau maksimal pukul 08.00 sedangkan  sore penyadapan dilakukan setelah pukul 16.00. Kapasitas produksi tiap mayang untuk disadap diambil nira adalah selama sekitar 40 hari untuk 2 kali penyadapan dalam sehari yaitu tiap pagi dan sore. Tandan yang tidak keluar nira adalah tandan yang sudah mengering menandakan nira telah habis.

Ciri-ciri nira kelapa yang berkualitas baik adalah segar, memiliki rasa yang manis, kandungan kadar gula 12%, bau harum, air nira kelapa tidak berwarna dan pH (derajat keasaman) berkisar 6,0 – 7,0. Sedangkan ciri nira yang berkualitas jelek adalah ditandai pH >6,0 dan jika nira tersebut tetap digunakan dalam pembuatan gula semut maka akan menghasilkan produk dengan mutu yang rendah dan kurang memuaskan. Proses penanganan nira agar rasa tidak asam dan kotorannya mengendap sehingga dapat berpengaruh terhadap warna gula kuning muda (warna tersebut kurang menarik untuk gula semut), maka sebaiknya dilakukan penambahan kapur sirih sejumlah 1 sendok makan.

Pemasakan Nira kelapa

Bahan Baku dalam pemasakan nira kelapa adalah nira yang masih fresh dari tempat penyadapan atau dengan kata lain maksimal 2 jam setelah mengeluarkan dari wadah nira atau bumbung bambu. Mengapa nira harus segera dimasak atau dilakukan pengolahan menjadi gula? Karena untuk menjaga kualitas gula semut tersebut dan air nira kelapa mudah terfermentasi. Pada intinya pemasakan nira kelapa bertujuan untuk menghasilkan gula merah dan proses ini hampir sama dengan proses pembuatan gula merah pada umumnya.



Gula semut yang akan diproduksi tergolong sebagai gula organik sebab proses pembuatannya hanya dengan dipanaskan atau dimasak saja dan bebas dari penggunaan bahan tambahan kimia. Bahan yang digunakan adalah nira kelapa sedangkan alat yang dipakai adalah panci atau wajan besar untuk memasak nira, tungku atau kompor untuk memasak, pengaduk kayu untuk mengaduk nira saat dimasak, mesin pengkristal untuk mengaduk otomatis sekaligus bentuk kristal, mesin penggiling untuk menggiling sekaligus mengayak gula menjadi ukuran yang halus, loyang untuk mengeringkan suhu ruangan, oven untuk mengeringkan gula kristal, plastik kemasan sebagai tempat kemasan gula semut saat dipasarkan.

Menggunakan Pengaduk Manual (Cara Tradisional)

Langkah awal adalah sebelum dilakukan pemasakan nira, hendaknya dilakukan penyaringan nira terlebih dahulu agar nira dapat terpisah dari kotoran sekaligus suatu langkah dalam menjaga kualitas gula semut yang dihasilkan. Setelah nira disaring masukkan ke dalam wajan besar untuk segera direbus atau dipanaskan dengan suhu 110-120 derajat celcius.

Pemasakan nira dengan direbus membutuhkan waktu 1-3 jambergantung pada volume nira akan diolah menjadi gula. Dalam merebus nira kelapa sambil diaduk hingga mendidih dan apabila mulai muncul buih ketika dalam proses perebusan, maka buih yang muncul pada permukaan harus dibuang sehingga gula yang dihasilkan kualitas terjaga meliputi secara visual berwarna tidak terlalu gelap, secara kandungan kadar air sedikit dan lebih kering sehingga masa simpan tahan lama.

Proses tersebut berlangsung hingga nira menjadi kental sekaligus pekat. Selanjutnya adalah api matikan agar tidak gosong, 10 menit kemudian wajan yang berisi nira yang telah direbus diangkat dari kompor dan nira yang pekat terus diaduk dengan perlahan-lahan hingga pengkristalan nira terjadi.

Nira yang telah kental dan mengkristal tersebut, kemudian diaduk lebih cepat hingga bentuknya menjadi serbuk kasar. Bentuk serbuk kasar tersebut yang dinamakan gula semut yang baru setengah jadi dengan alasan biasanya memiliki kadar air di atas 5%.

Menggunakan Mesin Pengkristal

Jika menggunakan mesin pengkristal adalah berfungsi mengaduk nira kelapa mulai dari awal dipanaskan hingga menjadi gula semut setengah jadi sehingga pekerja hanya mengambil buih yang muncul di permukaan saja hingga nira kelapa menjadi berbentuk kristal. Pada saat nira kelapa yang dipanaskan sudah menjadi pekat dan kental, mesin kristal tetap dijalankan pengaduknya sedangkan nyala api kompor sebaiknya dimatikan dan pengaduk dalam keadaan dijalankan. Saat itu juga kristal mulai terjadi pembentukan dengan diawali terbentuknya gula semut seperti rambut. Setelah itu angkat gula dan keringkan di ruangan atau sebaiknya dengan menggunakan oven yang disetel suhu tidak terlalu tinggi.
mesin pengkristal gula semut organik www.desapertanian.com


Penggilingan dan Pengayakan

Selanjutnya gula semut yang mengkristal (setengah jadi) tersebut digiling dengan menggunakan mesin penggiling dengan tujuan memperkecil ukuran serbuknya sekaligus agar gumpalan gula hilang. Kemudian gula semut dilakukan pengayakan dengan ukuran yang biasanya pengrajin lakukan adalah 10, 15, 20 mesh dengan kandungan kadar air kurang dari 3 %. Cara pengayakan yang baik yaitu boleh dilakukan secara berurutan berdasarkan ukuran yang terbesar yaitu 10 mesh, jika lolos ayakan dilanjutkan ke 15 mesh dan jika lolos ayakan dilanjutkan ke 20 mesh dengan tujuan mendapatkan ukuran yang paling halus. Sedangkan gula semut rejek atau gula tidak lolos pada ayakan ukuran 10 mesh selanjutnya dapat dimasak kembali dengancara dipanaskan hingga meleleh dan dimanfaatkan untuk dibuat gula merah.


Pengemasan Produk Gula Semut Organik

Dibandingkan menjual gula semut organik secara curah, lebih baik adalah dengan mengemas dengan brand produk sendiri. Kemasan produk merupakan proses terakhir yang berpengaruh terhadap visual dan mood konsumen adalah packaging atau kemasan, dengan tampilan kemasan menarik akan memancing bagi yang melihatnya sehingga penjualan gula kelapa dari produsen sebaiknya menggunakan kemasan yang menarik, unik dan kreatif. Cara pengemasan adalah ketika gula semut selesai dilakukan pengayakan tepatnya memiliki kadar air maks 3 % dibungkus ke dalam kemasan plastik atau aluminium foil. Gunakan desain kemasan yang menarik dan terkesan eksklusif sehingga sebagai produk pioner gula semut organik.





kemasan gula semut organik www.desapertanian.com
Demikian artikel penjelasan cara lengkap membuat gula semut organik dari nira kelapa menggunakan mesin dan tradisional yang mudah dipraktekkan telah diuraikan secara detail dan urut. Untuk mempertahankan mutu dan kualitas ekspor serta aturan standar pembuatan produk gula semut organik, sebaiknya dalam proses pengolahan pekerja menggunakan masker mulut dan penutup kepala agar tidak ada keringat atau rambut yang jatuh dan masuk ke dalam proses pembuatan gula semut organik. Hal tersebut sebaiknya dipenuhi agar citra Indonesia sebagai pemasok gula nira kelapa organik akan terus berkembang dan diminati dunia. Selamat mencoba, semoga berhasil!

Previous
Next Post »
Thanks for your comment